Selasa, 17 Juni 2014

MENGIDENTIFIKASI RISIKO BAWAAN



TINJAUAN UMUM
Identifikasi risiko merupakan fondasi dari suatu audit. Identifikasi risiko didasarkan kepada , dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari, prosedur yang dilaksankan auditor untuk memahami entitas dan lingkungannya .tanpa pemahaman yang mendalam tentang entitas , auditor akan mengabaikan faktor risiko tertentu. Tujuan tahap penilaian risiko adalah mengidentifikasi sumber-sumber risiko, dan kemudian menilai apakah risiko-risiko ini menjadi sebab salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Prosedur identifikasi resiko dan prosedur penilaian resiko
·         Dalam proses identifikasi risiko pertanyaan auditor ialah apa yang bisa salah yang menyebabkan salah saji dalam laopran keuangan
·         Auditor mencari jawaban atas pertanyaan itu dengan melaksanakan prosedur penilaian risiko
·         Dalam prosedur penilaian risiko ini , auditor berupaya mengidentifikasi resiko melalui pemahamannya terhadap entitas dan lingkungannya , seperti:
a.       Tujuan entitas
b.      Faktor eksternal
c.       Sifat entitas
d.      Kebijakan akuntansi
e.       Pengukuran kinerja keuangan
f.       Pengendalian internal
·         Proses pemahaman dalam butir diatas menghasilkan daftar dari sejumlah faktor risiko bisnis dan faktor risiko kecurangan.
JENIS RISIKO
Terdapat dua klasifikasi utama:
1.      Risiko Bisnis. Berasal dari kondisi , peristiwa , situasi , tindakan , bahkan “tidak mengambil tindakan” (inactions) yang dapat berdampak negatif pada kemampuan perusahaan mencapai tujuan dan strategi tidak tepat .
2.      Risiko Kecurangan. Berhubungan dengan peristiwa yang berindikasi adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.

SUMBER INFORMASI MENGENAI ENTITAS.
                        Internal Sources                                            Eksternal Sources











PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
-  Sifat industri
-  aturan perundangan & regulator
-  kerangka pelaporan keuangan

 
Faktor Eksternal
 
Prosedur penilaian risiko dirancang untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal.
                       






 






-  Rencana dan Strategi bisnis
-  Implikasi dan resiko keuangan terkait

 
Tujuan & strategi entitas
 
           
A.   


 


-  Apa yang diukur?
-  Siapa yang mereviu kinerja keuangan?

 
Pengukuran kinerja keuangan
 
           
 



Sumber- sumber Risiko Bisnis dan Risiko Kecurangan
Tujuan dan Strategi Entitas
·         Tujuan dan strategi entitas yang tidak tepat , tidak realistis , terlalu agresif
·         Produk atau jasa baru, atau memasuki bisnis baru
·         Masuk ke area bisnis / transaksi dimana entitas tidak mempunyai pengalaman.
·         Tidak konsistennya strategi  IT dan strategi bisnis
·         Tanggapan terhadap pertumbuhan yang cepat , atau sebaliknya , penjualan yang menurun tajam, menjadi beban bagi pengendalian intern dan keterampilan pegawai.
·         Rekonstruksi korporasi
·         Banyaknya korporasi
Faktor Eksternal
·         Keadaan perekonomian dan perubahan dalam ketentuan perundang-undangan
·         Permintaan menurun akan produk atau jasa entitas
·         Tingkat kerumitan yang besar dalam ketentuan perundang-undangan
·         Perubahan dalam industri
·         Ketidakmampuan memperoleh sumber daya
·         Sabotase terhadap produk atau jasa entitas
·         Keterbatasn untuk memperoleh modal dan kredit
Sifat entitaas
·         Budaya perusahaan dan governance yang buruk
·         Pegawai dengan posisi kunci dengan kemampuan yang meragukan
·         Perubahan dalam posisi kunci , termasuk perginya eksekutif penting
·         Kompleksitas atau kerumitan dalam operasi, struktur organisasi, atau produk
·         Kegagalan dalam produk atau jasa yang menimbulkan tuntutan dan risko reputasi
·         Gagal mengantisipasi kebutuhan untuk berubah
·         Kelemahan dalam pengendalian intern , khususnya yang ditangani manajemen
Indikator Kinerja
·         Pengukuran kinerja tidak dilakukan oleh manajemen dalam menilai kinerja entitas dan capaian tujuan.
·         Pengukuran tidak digunakan untuk memperbaiki operasi atau untuk mengambil tindakan perbaikan
Kebijakan akuntansi
·         Penerapan kebuhakan akuntansi secara tidak konsisten
·         Penerapan kebijakan akuntansi secara tidak tepat
Pengendalian Internal
·         Pengawasan manajemen atas operasi sehari-hari , lemah
·         Pengendalian lemah atau tidak berfugsi , atas kegiatan di tingkat entitas seperti SDM , kecurangan , dan pembuatan informasi akuntansi seperti penjualan , pembelian ,  beban biaya , dan gaji
·         Pengamanan terhadap aset lemah
RISIKO KECURANGAN
Kecurangan adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau beberapa orang dalam manajemen , TCWG, pegawai, atau pihak ketiga . Kecurangan yang disebabkan oleh manajemen dan TCWG disebut “management fraud’’ sedangkan kecurangan yang disebabkan oleh pegawai dan pihak ketiga disebut ”employee fraud”.
SEGITIGA KECURANGAN
Segitiga kecurangan atau fraud triangle menjelaskan tiga kondisi yang dapat meberikan petunjuk mengenai adanya kecurangan ,yakni:
·         Tekanan. sering didorong oleh kebutuhan yang sangat mendesak, termasuk kebutuhan untuk “sejajar” dengan tetangganya atau rekan sekerja di perusahaan atau kantor.
·         Peluang. berhubungan dengan budaya korporasi dan pengendalian intern yang tidak mencegah , mendeteksi , dan mengoreksi keadaan.
·         Pembenaran. Adalah cara perilaku “menenteramkan diri” , misalnya “semua orang juga korupsi” atau “nanti juga saya kembalikan”
SKEPTISISME PROFESIONAL
Skeptisisme profesiaonal adalah kewajiban auditor untuk menggunakan dan mempertahankan skeptisisme professional, sepanjang periode penugasan. Terutama kewaspadaan atau kemungkinan terjadinya kecurangan .
Kewaspadaan professional dalam menghadapi kemungkinan kecurangan:
1.    Sadari , manajemen selalu bisa membuat kecurangan
·      Manajemen berada dalam posisi meniadakan pengendalian intern yang baik
·      Anggota tim audit mengesampingkan kecepercayaan mereka bahwa manajemen dan TCWG  jujur dan penya intergritas .
2.    Sikap berpikir yang senantiasa mempertanyakan
·      Buat penilaian kritis tentang sah atau validnya bukti audit yang dipreoleh
3.    Waspada
·      Apakah bukti audit bertentangan dengan atau memertanyakan keandalan ?
·      Dokumen dan tanggapan terhadap pertanyaan auditor
·      Semua informasi lain yang diperoleh TCWG/manajemen
4.    Terapkan kehatia-hatian, Jangan:
·      Abaikan / sepelekan situasi aneh /luar biasa
·      Menggeneralisasi kesimpulan mengenai pengamatan audit
·      Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat , waktu pelaksanaan , dan luasnya prosedur audit dalam mengevaluasi hasil/temuanya
·      Terima bukti audit yang kurang persuasive , dengan harapan manajemen dan TCWG jujur dan punya integritas
·      Terima representasi dari manajemen sebagai substitusi / pengganti dari bukti audit yang cukup dan teat yang seharusnya diperoleh
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO BAWAAN
Tiga langkah identifikasi risiko:
1.    Kumpulkan informasi dasar tentang entitas. Langakah permulaann ialah memperoleh pemahan dasar atau mempunyai kerangka acuan untuk merancang prosedur penilaian risiko. Tanpa ini , akan sangat sulit , bahkan tidak mungkin , mengidentifikasi kesalahan dan kecurangan apa yang bisa terjadi dalam laporan keuangan. Karena itu peroleh atau mutakhirkan informasi dasar yang relevan tentang entitas , tujuannya , budaya , operasi , pegawai/eksekutif kunci , struktur organisasi dan pengendalian internal.
2.    Rancang , laksanakan , dokumentasikan prosedur penilaian risiko
·      Kegiatan atau prosedur penilaian risiko harus dilakukan agara :
a.    Sumber risiko yang material dapat diidentifikasi
b.    Pemahaman yang tepat mengenai entitas , bisa diperoleh
c.    Bukti-bukti audit yang menjadi pendukung , bisa diperoleh
·      Dengan pemahaman dasar tentang entitas yang diperoleh dari langkah 1 , rancang dan laksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait.
·      Lakukan pertemuan dengan anggota tim audit mengenai kerentanan laporan keuangan terhadap salah saji yang material.
·      Tanyakan kepada manjemen bagaimana mereka mengidentifikasi dan mengelola risiko ,khususnya kecurangan , dan faktor risiko apa yang sudah mereka identifikasi dan kelola.
·      Dokumentasikan semua faktor risiko yang diidentifikasi
3.    Hubungkan risiko yang diidentifikasi dengan area dalam laporan keuangan
·         Untuk setiap faktor risiko yang diidentifikasi , tentukan dampak yang bisa terjadi pada laporan keuangan .
·         Identifikasi saldo akun, jenis transaksi , dan pengungkapan yang material dalam laporan keuangan
·         Hubungkan atau petakan risiko yang diidentifikasi ke area tertentu dalam laporan keuangan, pengungkapan , dan asersi yang dipengaruhi,
·         Identifikasi dampak risiko pervasif akan membantu penilaian resiko di tingkat laporan keuangan
MENDOKUMENTASIKAN PROSES IDENTIFIKASI RISIKO
1.    Informasi mengenai entitas . Dokumentasi ini bisa berisi :
·      Informasi yang disiapkan klien ,seperti rencana dan analisis bisnis
·      Data eksternal , seperti laporan laporan indiustri , komunikasi staf intern , kebijakan dan prosedur entitas
·      Korespodensi yang relevan, seperti dengan kantor lain dan dalam berbagai bentuk ( emails , laporan konsultan , memo)
·      Daftar penguji yang lazim dibuat KAP
2.    Prosedur penilaian resiko. Dokumentasikan rincian prosedur penilaian resiko yang dilaksanakan .Ini bisa meliputi :
·      Diskusi diantara anggota tim audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji yang material karena kesalahan maupun kecurangan
·      Unsur-unsur kunci dalam memahami entitas , termasuk aspek-aspek mengenai entitas dan lingkungannya yang dibahas diatas, masing-masing dari kelima komponen pengendalian intern
·      Risiko salah saji yang material ditingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi yang diidentifikasi maupun yang dinilai
3.    Menghubungkan risiko dengan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
Dokumentasikan saldo akun , jenis transaksi , dan pengungkapan yang material dalam laporan keuangan dan kemudian , untuk setiap sumber risiko yang diidentifikasi , beri tanda apakah sifatnya:
·      Pervasif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, atau
·      Terbatas pada area , pengungkapan dan asersi tertentu dalam laporan keuangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar