Pengendalian
internal dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris manajemen, dan personel lain yang di desain untuk memberikan
keyakinan yang memadai.
B. TUJUAN
PENGENDALIAN INTERNAL
Tujuan
pengendalian internal dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu :
1.
strategis,
sasaran-sasaran utama yang mendukung misi entitas
2.
Keandalan pelaporan
keuangan
3.
Operasi efektivitas
dan efisiensi operasi
4.
Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
C.
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Analisis pengendalian internal ke dalam komponennya dapat
memudahkan auditor untuk memahami sistem pengendalian internal dari entitas
yang bersangkutan. Namun perlu memperhatikan:
·
Bagaimana
pengendalian internal dirancang dan diimplementasikan. Kebutuhan dari satu
entitas ke entitas lainnya berbeda tergantung dari ukuran dan kompleksitas
entitas yang bersangkutan
·
Istilah atau
kerangka yang berbeda mungkin saja dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai
aspek pengendalian internal.
·
Perhatian utama
auditor adalah apakah dan bagaimana pengendalian internal dapat mencegah,
mendeteksi dan mengoreksi salah saji yang material.
Pengendalian
internal dalam ISA 315 terdiriatas 5 komponen, yaitu :
![]() |
Financial Reporting Objective
1.
Control
Environment
(LingkunganPengendalian)
Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi pengendalian
internal yang efektif. Lingkungan pengendalian berurusan dengan fungsi
pengelolaan ditingkat tertinggi dalam suatu entitas. Pengendalian dalam
lingkungan pengendalian bersifat pervasif. Pengendalian ini tidak langsung
dapat mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi salah saji yang material dalam
laporan keuangan, namun dapat memengaruhi penilaian auditor terhadap kegiatan
pengendalian tertentu.
Penilaian atas pengendalian ini juga lebih subjektif
sifatnya. Pengendalian dalam komponen lingkungan pengendalian yang kuat dapat
mengatasi kelemahan komponen pengendalian lainnya.
2.
Risk
Assessment
(PenilaianRisiko)
Istilah penilaian risiko dapat dilihat dari sisi entitas
dan auditor. Entitas menilai risiko dari sudut pandangan ancaman terhadap
pencapaian tujuan entitas. Di pihak lain, auditor menilai resiko sebagai bagian
dari proses auditnya. Jika proses
penilaian risiko pada entitas yang bersangkutan (disingkat PPRE) tepat atau sesuai dengan situasi yang
dihadapi entitas itu, maka PPRE ini mendukung upaya auditor untuk menilai
seberapa besar risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang di
auditnya.
PPRE
pada umumnya berurusan dengan hal-hal berikut:
·
Perubahan dalam
lingkungan operasi entitas
·
Pejabat atau
karyawan senior yang baru bergabung dengan entitas
·
Sistem yang baru
atau yang mengalami perubahan besar-besaran
·
Pertumbuhan yang
cepat
·
Teknologi baru
·
Model bisnis,
produk, atau kegiatan baru
·
Restrukturisasi
korporasi (termasuk akuisisi dan divestasi)
·
Perluasan kegiatan
di luar negeri
·
Terbitnya
pernyataan akuntansi yang baru
Hal-hal
yang menjadi perhatian auditor:
·
Penentuan mengenai
resiko yang relevan terhadap pelaporan keuangan
·
Penaksiran seberapa
signifikan dampak risiko tersebut
·
Penilaian tentang
seberapa besar potensi terjadinya risiko tersebut
·
Putusan mengenai
bagaimana mengenai risiko tersebut dalam konteks auditnya
3.
Information
System (
SistemInformasi )
Manjamen
dan TCGW memerlukan informasi yang andal untuk:
·
Mengelola entitas,
seperti perencanaan, penganggaran, pemantauan kinerja, pengalokasian sumber
daya, penetapan harga, dan pembuatan laporan keuangan.
·
Mencapai tujuan
entitas
·
Mengidentifikasi,
menilai dan menanggapi faktor risiko
Suatu system informasi meliputi infrastruktur (komponen
fisik dan perangkat keras), perangkat lunak, manusia, prosedur, dan data.
Banyak system informasi memanfaatkan information
technology. Sistem informasi mengidentifikasi, merekam, dan menyebarkan informasi
untuk mendukung tercapainya tujuan pelaporan keuangan dan pengendalian
internal.
Pada entitas besar, sistem informasi sangat kompleks,
otomatis secara penuh, dan terintegrasi. Sedangkan pada entitas kecil mungkin
masih sepenuhnya menggunakan sistem manual. Entitas kecil mungkin mempunyai
dokumentasi yang kurang canggih.
4.
Control
Activities (
KegiatanPengendalian)
Kegiatan-kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan
prosedur yang memastikan bahwa petunjuk dan arahan manajemen telah
dilaksanakan. Kegiatan pengendalian dirancang untuk menanggulangi risiko yang
biasa terjadi dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan perusahaan. Proses
bisnis merupakan perangkat terstruktur dari kegiatan-kegiatan yang menghasilkan
output tertentu. Pengendalian proses bisnis lazimnya dapat digolongkan seperti
di bawah ini.
|
Klasifikasi
pengendalian
|
Penjelasan
|
|
Preventive Controls atau pencegahan
|
Mencegah
kesalahan (errors) dan hal-hal yang
tidak lazim (irregularities).
|
|
Detective Controls atau menemukan
|
Menemukan kesalahan
dan hal tidak lazim untuk kemudian dikoreksi, atau tindakan perbaikan
|
|
Compensating Controls
|
Merupakan Corrective Controls, memberikan
jaminan ketika ada kendala sumber data yang membuat pengendalian langsung
tidak dapat dilakukan
|
|
Steering Controls
|
Merupakan
Corrective Controls, mengarahkan tindakan koreksi untuk mencapai hasil yang
di inginkan
|
Dalam entitas yang lebih kecil, konsep yang mendasari
kegiatan pengendalian serupa dengan pada entitas besar, namun relevansinya bagi
auditor bisa berbeda.
·
Banyak pengendalian
berjalan secara informal dan mungkin tidak di dokumentasikan dengan baik,
bahkan mungkin tidak di dokumentasikan sama sekali.
·
Kegiatan
pengendalian jika memang ada, berhubungan dengan siklus transaksi utama seperti
pembelian dari penjualan.
5.
Monitoring ( Pemantauan)
Pemantauan dapat menilai efektifnya kinerja pengendalian
internal dengan tujuan untuk memastikan bahwa pengendalian berjalan sebagaimana
seharusnya. Pemantauan memberikan umpan balik kepada manajemen untuk mengatasi resiko.
Sumber informasi untuk pemantauan sendiri biasanya dihasilkan oleh system
informasi entitas itu sendiri. Ketika auditor mengevaluasi pemantauan atas pengendalian,
ia perlu memahami :
·
Sumber informasi
yang berkaitan dengan kegiatan pemantauan
·
Apa yang mendasari kesimpulan
manajemen bahwa informasi tersebut cukup andal untuk pemantauan.
Pemantauan memberikan umpan balik kepada manajemen
mengenai apakah sistem pengendalian internal yang dirancang untuk mengatasi
risiko:
·
Efektif dalam mencapai
tujuan pengendalian yang ditetapkan
·
Dilaksanakan dan
dipahami dengan baik oleh karyawan
·
Digunakan dan di
taati setiap hari
·
Dimodifikasi atau
disempurnakan sesuai dengan perubahan kondisi
Kegiatan pemantauan oleh manajemen juga dapat meliputi penggunaan
informasi dari pihak eksternal yang mengindikasikan masalah atau yang menyoroti
area yang memerlukan penyempurnaan, seperti:
·
Keluhan dari
pelanggan
·
Komentar dari
lembaga pengatur seperti lembaga keuangan dan regulator
·
Komunikasi mengenai
pengendalian internal dari auditor dan konsultan eksternal

Tidak ada komentar:
Posting Komentar