PROFIT CENTER
(PUSAT LABA)
1.
PERTIMBANGAN UMUM
Suatu organisasi fungsional adalah
organisasi di mana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit
organisasi yang terpisah. Pembagian unit utama yang bertanggung jawab baik atas
produksi maupun pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah divisionalisasi.
Wewenang lengkap untuk menghasilkan laba tidaklah dilimpahkan ke satu segmen
tunggal dalam suatu bisnis.
1.1 Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan
Tanggung Jawab Laba
Banyak keputusan manajemen
melibatkan pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue trade-off)
yaitu keputusan untuk meningkatkan beban dengan harapan akan menghasilkan
peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan. Contohnya adalah tambahan beban
iklan. Dua kondisi terjadinya trade-off:
- Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan.
- Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off.
Langkah utama dalam membuat pusat
laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi di mana kedua kondisi di
atas terpenuhi.
1.2 Kelaziman Suatu Pusat Laba
Perusahaan bisa mengambil konsep
laba dan pengukuran profitabilitas untuk pengendalian manajemen. Pendekatan
pusat laba membantu perusahaan mengukur profitabilitas cabang dengan lebih
akurat. Pembagian tanggung jawab menjadi beberapa pusat laba baru dipersiap-kan
guna memudahkan untuk fokus secara efektif pada setiap pangsa pasar global
untuk dapat meraih pertumbuhan penjualan yang cepat. Penggunaan sistem
pengendalian finansial mendapat banyak kritik, perusahaan menyadari
kelemahan-kelemahan yang ada, dan banyak di antaranya yang mulai menggunakan
suatu scorecard dengan kombinasi ukuran kinerja finansial dan
nonfinansial.
1.3
Manfaat Pusat Laba
- Kualitas keputusan yang meningkat karena keputusan diambil oleh manajer yang paling dekat dengan tingkat keputusan.
- Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat keputusan terlebih dahulu dari kantor pusat.
- Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian.
- Manajer lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatif.
- Pusat laba memberikan tempat pelatihan bagi manajemen umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional.
- Kesadaran laba dapat ditingkatkan dari upaya untuk mencari cara meningkatkan laba.
- Memberikan informasi yang siap pakai mengenai profitabilitas komponen individual.
- Pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja.
1.4
Kesulitan Pusat Laba
- Desentralisasi memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan pengendalian manajemen dibanding wawasan pribadi.
- Kualitas keputusan pada tingkat unit akan berkurang jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik dibanding manajer pusat laba.
- Perselisihan mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum, dan kredit untuk pendapatan.
- Unit-unit organisasi sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain.
- Biaya tambahan oleh divisionalisasi dari tambahan manajemen, pegawai, pembukuan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
- Kesempatan manajemen umum untuk berada dalam organisasi fungsional.
- Tekanan atas profitabilitas jangka pendek mengorbankan profitabilitas jangka panjang
- Optimalisasi pusat laba belum pasti optimalisasi laba perusahaan secara keseluruhan.
2.
UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA
Para manajer sebagai penanggung
jawab pusat laba memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi dan
pemasaran, yang kemudian berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban
sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih. Namun wewenang
seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara.
2.1 Batasan atas Wewenang Unit Bisnis
Jika suatu perusahaan dibagi menjadi
unit-unit yang sepenuhnya independen, lebih jauh lagi, jika semua wewenang yang
diberikan oleh dewan direksi kepada CEO didelegasikan ke manajer unit bisnis,
maka berarti bahwa manajemen senior melepaskan tanggung jawabnya sendiri.
Akibatnya, struktur unit bisnis mencerminkan trade-off antara otonomi
unit dan batasan perusahaan.
1.
Batasan dari Unit Bisnis Lain
Pada
umumnya, semakin besar tingkat integrasi dalam suatu perusahaan, semakin sulit
melaksanakan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk tiga aktivitas produksi, sourcing,
dan pemasaran dalam lini produk yang ada. Akan lebih sulit jika keputusan untuk
lini produk tunggal dipecah ke dalam dua unit bisnis atau lebih, sehingga
memisahkan kontribusi tiap-tiap unit bisnis demi kesuksesan lini produk secara
keseluruhan.
2.
Batasan dari Manajemen Korporat
1. Batasan yang timbul dari
pertimbangan-pertimbangan strategis.
2. Batasan yang timbul karena adanya
keseragaman yang diperlukan.
3. Batasan yang timbul dari nilai
ekonomis sentralisasi.
3.
PUSAT LABA LAINNYA
3.1 Unit Fungsional. Subunit dalam unit bisnis dapat saja
terorganisasi secara fungsional. Terkadang lebih mudah untuk membuat satu atau
lebih unit fungsional sebagai pusat laba. Tidak ada prinsip tertentu yang
menyatakan bahwa jenis unit tertentu merupakan pusat laba sementara yang lain
bukan. Keputusan pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah berdasarkan
besarnya pengaruh (bahkan jika bukan pengendalian total) yang dilaksanakan oleh
manajer bisnis terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba.
·
Pemasaran. Aktivitas
pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari
produk yang terjual.
·
Manufaktur. Aktivitas
manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di mana manajemen dinilai
berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead.
·
Unit Pendukung dan Pelayanan. Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi,
transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen, dan aktivitas pendukung
sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba.
3.2
Organisasi Lainnya. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas
pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi
pusat laba secara alamiah.
4.
MENGUKUR PROFITABILITAS
Terdapat dua jenis pengukuran
profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi pusat laba. Pertama adalah
pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana hasil kerja
para manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus
pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomi.
4.1
Jenis-jenis Ukuran Kinerja
Kinerja ekonomis suatu pusar laba
selalu diukur dari laba bersih. Meskipun demikian, kinerja manajer pusat laba
dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu:
·
Margin
kontribusi. Margin kontribusi menunjukkan rentang antara pendapatan dengan
beban variabel. Alasan utama mengapa ini digunakan sebagai alat pengukur
kinerja manajer pusat laba adalah bahwa karena beban tetap berada di luar
kendali manajer tersebut, sehingga para manajer harus memusatkan perhatian
untuk memaksimalkan margin kontribusi.
·
Laba
langsung. Laba langsung mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead
umum dan laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat
laba, baik yang dikeluar-kan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba
tersebut.
·
Laba yang
dapat dikendalikan. Pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi
pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan. Jika biaya ini termasuk dalam
sistem pengukuran, maka laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan seluruh
biaya yang dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.
·
Laba sebelum
pajak. Seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah
relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Jika pusat laba dibebankan
dengan sebagian overhead korporat, maka hal ini harus dihitung berdasarkan
biaya yang telah dianggarkan, dan bukan biaya aktua.
·
Laba Bersih.
Di sini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba
bersih (net income), yaitu jumlah laba bersih setelah pajak. Ada situasi
di mana tarif pajak bervariasi antar pusat laba. Dalam situasi ini ada peran
untuk mengalokasikan beban pajak penghasilan ke pusat-pusat laba, tidak hanya
untuk mengukur laba ekonomis tetapi juga untuk memotivasi para manajer untuk
meminimalkan beban pajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar